Pertemuan pertama partai final Piala AFF 2010 Malaysia vs Indonesia baru dihelat di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (26/12), tapi suasana panas kedua kubu telah ditabuh. Saling caci maki di antara kedua pendukung negara bertetangga ini memenuhi ruangan dunia maya via twitter maupun facebook. Tapi ada juga yang mencoba mendinginkan suasana.
Seperti sudah diketahui, tidak
harmonisnya hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai sejak munculnya
kasus Ambalat yang diklaim negeri Jiran sebagai wilayah mereka.
Selanjutnya, berbagai kebudayaan Indonesia, seperti Tari Reog dari
Ponorogo, lagu daerah ‘Rasa Sayang-sayange’ dari Maluku, hingga batik
bahkan diklaim sebagai milik Malaysia.
Hal itulah yang lantas menimbulkan
kemarahan rakyat Indonesia, sehingga semakin mempererat sikap
nasionalisme di antara a suporter setelah bertemu dengan Malaysia di
partai final Piala AFF. Kabarnya, puluhan ribu rakyat Indonesia di
Negeri Jiran, akan memerah-putihkankan stadion Bukit Jalil.
DUKUNGAN JAKMANIA
“Kami dikabarkan jika para suporter yang
berada di Malaysia akan datang ke Stadion Nasional Bukit Jalil untuk
mendukung timnas Indonesia. Sebagian dari mereka adalah The Jakmania
yang kini bekerja dan kuliah di Malaysia,” aku Sekretaris Jenderal The
Jakmania, Richard Ahmad, saat dihubungi Pos Kota, Selasa (21/12).
“Karena ini laga yang sangat emosional,
jadi saya pikir bukan hanya The Jakmania yang merasa terpanggil untuk
mendukung timnas. Seluruh warga negara Indonesia yang berada di
Malaysia dan Singapura, juga pasti akan datang ke Stadion,” lanjutnya.
Harimau Malaya tampaknya ngeper melihat
dukungan tim Garuda. Hal ini terlihat dengan berbagai cara yang
dilakukan oleh Malaysia untuk menghindari lebih banyaknya para
suporter Indonesia ketimbang Malaysia. Hal itu terungkap melalui
pernyataaan Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM),
Datuk Azzuddin Ahmad.
“Kami akan membatasi tiket untuk para
pendukung Indonesia. Kami akan memberikan 15 ribu tiket seharga 30
ringgit atau setara Rp86.500 dan 500 tiket lainnya seharga 50 ringgit
atau setara Rp144.000 untuk mereka. Hal ini sudah kami sampaikan kepada
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur,” katanya, Selasa
(21/12).
Kekhawatiran penguasaan Stadion oleh para
suporter Indonesia juga terungkap dari pernyataan Manajer Tim Nasional
Sepak Bola Malaysia, Datuk Subahan Kamal. “Beli tiket lebih awal,
kalau bisa dapatkan beberapa hari sebelum pertandingan supaya tiket
tidak kehabisan karena diborong oleh pendukung lawan kita yang memang
ketahui cukup bersemangat ingin menonton pertandingan ini,” kata
Subahan seperti dikutip utusanonline.
Di dalam negeri, ajakan untuk ‘melawan’
Malaysia juga disampaikan melalui berbagai cara. Ada yang mengajak
suporter untuk mengenakan batik saat menyaksikan pertandingan final
nanti hingga menyanyikan lagu Rasa Sayange untuk mengejek Malaysia yang
senang mengklaim karya anak bangsa Indonesia.
TIKET PESAWAT DISERBU
Besarnya dukungan suporter sepakbola
Indonesia terhadap Timnas yang sedang mencapai puncaknya terlihat pula
dari penjualan tiket pesawat. Bahkan untuk partai final leg pertama di
Kualalumpur, Malaysia, tiket pesawat Garuda Indonesia sudah habis
terjual.
”Tiket untuk tanggal 25 dan 26 Desember
sudah habis terjual. Bahkan kami akan menambah penerbangan lagi ke
Kualalumpur untuk tanggal 26 Desember,” cetus Ikhsan, humas Garuda
Indonesia, semalam kepada Pos Kota.
Menurut Ikhsan, sejak kemarin, tiket
pesawat Garuda ke Kualalumpur sudah laku keras setelah Indonesia lolos
ke babak final. Ikhsan menjelaskan, pada 26 Desember Garuda Indonesia
menambah penerbangan dengan pesawat Boeing 747-400 yang berkapasitas
428 tempat duduk. Penambahan seat pesawat ini juga diyakini bakal habis
terjual dalam dua hari ke depan. Makanya Garuda juga menyiapkan
pesawat cadangan lain. ”Yang pasti baru satu pesawat kita tambahkan
yakni Boeing 747-400,” katanya.
Ia menambahkan, setiap harinya Garuda
melakukan dua kali penerbangan ke Malaysia, yakni Pkl. 08:45 WIB dan
Pkl. 17:10 WIB. Setiap penerbangan tersebut membawa 150 penumpang,
berarti jika dua kali dalam sehari berarti akan membawa 300 penumpang.
Mengenai penambahan pesawat Boeing
747-400 tadi, Ikhsan beralasan itu demi kesuksesan Timnas Indonesia
bertanding di negeri tetangga. ”Jika pendukung Indonesia menyaksikan
langsung di Stadion Bukit Djalil, maka semangat Timnas pun bertambah,”
katanya.
Sementara itu, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), menegaskan pemberian tiket pertandingan sepakbola Piala
AFF kepada penyelenggara negara dan pegawai negeri masuk kategori
gratifikasi.
Untuk itu, KPK mengimbau pihak-pihak yang
selama ini mendapat tiket pertandingan, termasuk Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, agar segera melapor.
“Tentunya bukan masalah siapanya yang
mengkoordinir (termasuk Presiden). Tapi yang menerima itu termasuk
penyelenggara negara atau bukan,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin, di
Gedung KPK, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (21/12).
Menurut Jasin, dimasukannya pemberian
tiket sebagai bentuk gratifikasi sesuai dengan pasal 12 B undang-undang
31/1999 sebagaimana diubah 20/2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor).
Menurutnya, dalam gratifikasi itu termasuk diskon, pemberian uang, barang, entertain, tiket pesawat, hotel serta akomodasi lain.
Menurutnya, dalam gratifikasi itu termasuk diskon, pemberian uang, barang, entertain, tiket pesawat, hotel serta akomodasi lain.
“Bukan hanya tiket pesawat saja, termasuk
tiket nonton bola,” Kata Jasin “Itu bukan perintah KPK, tapi
undang-undang.” Untuk itu, Jasin meminta agar pihak-pihak yang selama
mendapat guyuran tiket dari penyelenggara pertandingan Piala AFF,
dalam hal ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), agar segera
melapor ke KPK.
Dalam dua pertandingan semifinal Piala
AFF cukup banyak sejumlah pejabat bahkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono ikut menikmati pertandingan langsung dari stadion Gelora Bung
Karno, Jakarta.
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, dalam
berbagai kesempatan menjelaskan pihaknya mengundang pejabat negara
sebagai kewajaran. Lantaran di beberapa negara, pejabat negara juga
diundang sebagai tamu kehormatan. Semuanya dilakukan sesuai standar
FIFA dan AFC. (poskota)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar